Rabu, 16 Juni 2010

800 Pengusaha Turki Berminat Investasi di RI

Rabu, 16 Juni 2010 - 13:48 wib
text TEXT SIZE :  
Insaf Albert Tarigan - Okezone
Kepala BKPM Gita Wirjawan. Foto: Heru Haryono/Okezone.com
JAKARTA - Indonesia sedang menjajaki kemungkinan adanya penandatanganan kerja sama dengan Turki pada kunjungan bilateral Presiden SBY ke Turki akhir Juni mendatang.

Bahkan, pada acara bisnis forum yang diadakan Indonesia di Turki, sudah ada sekira 800 pengusaha Turki yang menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia.

Hal ini disampaikan Kepala BKPM Gita Wirjawan, usai rapat tertutup bersama Presiden SBY mengenai persiapan materi kunjungan presiden ke Toronto, Kanada untuk menghadiri KTT G-20 dan kunjungan bilateral ke Turki akhir Juni, di Istana Presiden, Jakarta, Rabu (16/6/010).

"Di Turki, mereka sudah memberikan ekspresi minat yang luar biasa. Bahkan di acara bisnis forum yang akan kita adakan sudah ada 800 pengusahan turki yang komit untuk hadir. Kok mereka tertarik ya?" tandas Gita.

Dikatakan Gita, pengusaha Turki berminat untuk investasi di sektor infrastruktur, pertambangan, pertanian, pelabuhan dan airport. Ini dilakukannya karena Turki melihat banyaknya kesamaan di antara kedua negara.

"Secara kultur, tentu agama dan mereka justru merasa kadang-kadang seperti orang Asia dibandingkan orang Eropa dan ini sejarahnya luar biasa, di Aceh pun juga banyak keturunan orang Turki dan mereka sangat mengapresiasi ini," jelasnya.

Tentunya, Indonesia dalam dua sampai tiga bulan terakhir sangat proaktif berkomunikasi dengan pengusaha Turki ini di mana mereka sudah mengirimkan delegasi ke Indonesia.

"Kalau enggak salah hampir 90 pengusaha. Dua bulan yang lalu ke sini, dan minggu ini sudah ada beberapa pengusaha untuk rencana pertemuan di Turki. Presiden SBY dan Presiden Turki pun akan berencana hadir di acara tersebut," bebernya.

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia akan menyambangi Turki pada akhir bulan nanti, yakni 30 Juni 2010 untuk pertemuan bilateral di mana pemerintah akan mengatur pertemuan dengan pengusaha Turki.
(ade)

http://economy.okezone.com

Tidak ada komentar: