Kamis, 17 Juni 2010

Garda Depan Mode

PDF Print
Wednesday, 16 June 2010
Image

BERBICARA mengenai mode,mereka yang melenggang cantik di atas catwalk merupakan sorotan utama.Di tubuh merekalah para desainer mempercayakan koleksinya.

Bagi desainer, model merupakan pasukan garis depan yang akan membawa rancangannya lebih dekat kepada fashionista, konsumen utama mereka. Karenanya, peranan seorang model sangatlah besar. Mereka harus bisa menginterpretasikan dengan jelas apa yang ingin disampaikan para perancang lewat busana besutannya. Chemistry antara desainer dan model juga menjadi kunci penting lancarnya suatu pergelaran mode. Tidak heran bila beberapa desainer memang memiliki muse tersendiri dalam hal pemilihan model, seperti halnya Calvin Klein dan supermodel Amerika Christy Turlington yang telah bekerja sama sejak 1987.

Sementara, Versace mengandalkan Lara Stone sebagai ”wajah”koleksinya musim ini. Di atas catwalk, model pun punya karisma tersendiri. Di sinilah penilaian dimulai. Mereka yang memiliki karakter kuat dan mampu merepresentasikan rancangan sang desainer dengan gaya yang unik sudah bisa dipastikan akan melesat naik menjadi supermodel dalam waktu dekat. Sebut saja nama- nama tenar seperti Gisele Bundchen,Heidi Klum,Kata Moss, Iman, Naomi Campbell, ataupun Linda Evangelista yang kariernya berubah gemilang setelah menjadi bintang catwalk. Istilah supermodel pertama kali dikemukakan oleh seorang agen modeling bernama Clyde Matthew Dressner pada 1943.

Namun, sebutan itu menjadi populer pada era 1980 dan 1990-an,saat catwalk show telah menjadi bagian industri mode. Saat ini supermodel merupakan sebutan bagi mereka yang berbayar ekstratinggi, memiliki reputasi mendunia, dan menjadi langganan di panggung haute couture. Perempuan yang memiliki gelar sebagai supermodel pertama adalah Lisa Fonssagrives. Hal itu berkaitan dengan kecemerlangan karier Fonssagrives selama lebih dari dua dekade.Wajah uniknya tidak pernah absen menjadi model sampul majalah mode terkemuka seperti Town & Country,Life,Vogue, Vanity Fair, dan Time. Bahkan, portofolio Fonssagrives yang menghiasi 200 sampul depan Vogue ikut memberi pengaruh terhadap kriteria seorang supermodel hingga kini.

Sementara pada era 1960 dan 1970-an, nama-nama seperti Twiggy, Cheryl Tiegs,Wilhelmina, Veruschka, Jean Shrimpton, dan Lynn Sutherland mencuat sebagai model papan atas berkelas internasional sekaligus ikon mode. Begitu juga dengan Iman Abdulmajid yang terkenal berkat gaya eksotisnya, Gia Carangi dikenal karena kecantikan yang liar, dan Christie Brinkley menjadi role modelwanita manis sekaligus sensual. Di Indonesia, nama-nama yang kerap ditempatkan di jajaran model papan atas saat ini adalah Dominique Agisca Diyose, Laura Basuki ataupun Laura Muljadi.Dalam sebuah wawancara, Dominique mengakui bahwa dirinya sudah tertarik untuk berkarier di dunia modeling sejak duduk di bangku sekolah.

”Waktu kelas 2 SMP saya memutuskan ingin jadi model catwalk, lalu saya masuk sekolah model John Casablancas dan bergabung dengan agensi Elite Model Indonesia,” papar wanita keturunan China dan Jepang ini. Bagi Dominique, berjalan di atas catwalk memiliki gairah tersendiri. ”Saya hanya ingat sebuah kalimat yang melintas di kepala. ‘Di mana aku berjalan, di situlah aku dan seluruh jiwaku berada’,” kata Dominique yang telah membawakan busana dari banyak desainer papan atas seperti Anne Avantie dan Musa Widyatmodjo. Sementara Laura Basuki yang kini dikenal sebagai aktris dan presenter mengakui sebenarnya dirinya termasuk gadis yang pemalu dan pendiam. Sifatnya sedikit berubah saat mulai terjun di dunia modeling lewat sekolah modeling intensif yang diikutinya saat liburan sekolah.

Tak disangkanya, selepas pendidikan, Laura ditawari Biyan untuk menjadi model busananya. Tawaran dari dunia hiburan pun segera mengalir, termasuk menjadi bintang iklan untuk beberapa produk dan main film layar lebar. Sementara,Laura Muljadi yang punya kulit gelap ini mengawali kariernya sebagai model sejak usia 15 dan saat ini masuk dalam jajaran peragawati top Indonesia. Laura mengaku, awalnya tidak terlalu tertarik pada dunia modeling.”Saya mendengar begitu banyak berita negatif tentang seorang model,” katanya. Namun, saat berkuliah di Belanda, akhirnya Laura mencoba juga profesi sebagai modeling ini karena menghasilkan pendapatan terbesar.

”Saya memulainya tidak dengan mudah,”kata model yang berat badannya sempat mencapai 82 kg.Namun, ternyata hal itu tidak menghalangi Laura. Dengan olahraga dan pola makan seimbang, Face Icon Jakarta Fashion & Food Festival 2010itu pun berhasil memiliki berat tubuh 55 kg. ”Menjadi seorang model memang terlihat glamor, tetapi di baliknya ada kerja keras dan tanggung jawab karena kami menjadi perpanjangan tangan desainer,” tuturnya. (lesthia kertopati) 
 
http://www.seputar-indonesia.com

Tidak ada komentar: