Rabu, 16 Juni 2010

Perebutan Keursi PPP Jatim, Mengerucut Dua Calon

  • Rabu, 9 Juni 2010 | 09:00 WIB

SURABAYA - SURYA- Perebutan kursi ketua DPW dalam Musyawarah Wilayah Luar Biasa (Muswilub) PPP Jatim mulai mengerucut dua calon kuat. Mereka sudah masif melakukan penggalangan dukungan ke DPC-DPC.
Dua calon tersebut adalah Mujtahidur Ridho (Edo) dan Musyafak Noor, pelaksana tugas ketua DPW PPP Jatim. Nama Hafid Maksun (anggota Majelis Pertimbangan Pusat PPP) yang sebelumnya disebut-sebut ikut bertarung ketika dikonfirmasi menyatakan tidak bersedia. Sedangkan Mujahit Ansori mengaku belum melakukan penggalangan dan masih menunggu dukungan DPC-DPC.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Panitia Pelaksana Muswilub Mujahit Ansori, Selasa (8/6). Mujahit mengatakan, gerak penggalangan yang mereka lakukan sudah mulai terasa dan nampak. Mereka melakukan pendekatan ke kiai PPP dan DPC-DPC.
“Saya ini sebagai kader, sewaktu waktu diminta ya saya siap. Tapi, hingga saat ini saya belum melakukan langkah masif, sedang mereka sudah bergerak,” papar Mujahit di Surabaya.
Mujahit mengatakan, perkiraan Muswilub akan digelar tanggal 26 atau 27 Juni ini. Karena, disaat itu tidak ada DPC yang sibuk melakukan pemilihan kepala daerah. Sehingga mereka bisa kosentrasi ke Muswilub. “Saya mendengar DPP juga menyetujui tanggal itu,” katanya.
Sulit Laksanakan Tugas
Hafid menilai kerja Musyafak akan semakin berat untuk membesarkan partai jika terpilih nanti karena dia sekarang terpilih menjadi wakil bupati Gresik. Di sisi lain, kata Hafid, DPW ruang kerjanya selevel provinsi dan yang dikontrol partai adalah kinerja gubernur. Andai Musyafak terpilih, kemungkinan terjadi konflik kepentingan. “Kalau tidak mau menyikapi pemprov, maka akan merusak partai. Karena itu, seandainya Musyafak jadi ya harus ada mekanisme melakukan itu,” tukas mantan ketua DPW PPP ini.
Ia berpesan supaya dua calon tersebut nanti bertanding secara sehat. Jangan sampai menggunakan cara-cara arogan dan di luar tatakrama Islam. “Bahkan, tolong jangan sampai ada money politics (politik uang). Kalau itu dilakukan, PPP akan hancur. Pengalaman sudah terjadi,” katanya.niks

Tidak ada komentar: