Kamis, 17 Juni 2010

Sehari Sembilan Kali Gempa

PDF Print
Wednesday, 16 June 2010
BIAK(SI) – Sembilan gempa bumi kemarin terjadi di wilayah Indonesia Timur.Berdasarkan catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),kekuatan gempa bervariasi antara 5,0–7,1 Skala Richter (SR).

Gempa pertama terjadi pukul 00.22 WIB berkekuatan 5,0 SR di wilayah 164 kilometer barat laut Saumlaki, Maluku. Disusul gempa di dekat lokasi yang sama dengan kekuatan 5,5 SR. Gempa lainnya terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, pukul 07.52 WIB dengan kekuatan 5,3 SR disusul pukul 10.06 WIB di Biak,Papua,6,2 SR. Selanjutnya gempa cukup besar berkekuatan 7,1 SR terjadi di 123 kilometer tenggara Biak pukul 10.16 WIB. Gempa susulan masih terjadi tiga kali di Biak dengan kekuatan 5,3 SR,6,6 SR,dan 5,0 SR. Pada pukul 15.17 WIB kembali terjadi gempa di Saumlaki dengan kekuatan 5,4 SR. Gempa 7,1 SR di Biak yang terjadi pada kedalaman 10 km dengan pusat gempa di laut dirasakan di Nabire,Manokwari,danSerui.Gempa mengakibatkan sebagian besar masyarakat Kabupaten Biak Numfor berhamburan keluar rumah.

“Gempanya sangat terasa bergetar di sekitar rumah,” ungkap Heppi Komaruddin,warga Distrik Samofa. Warga sempat panik setelah mendengar adanya peringatan dari BMKG bahwa gempa bumi tektonik di Biak berpotensi menimbulkan tsunami.Sebagian warga di pesisir pantai keluar rumah karena takut terjadi tsunami.Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Biak Bambang Hermanto mengungkapkan, kondisi Laut Biak masih aman pascagempa. Gempa juga mengakibatkan Kantor Bupati Serui,Papua, dikabarkan rata dengan tanah.“Kantor bupati kabarnya rata dengan tanah,” ujar Sekretaris Komisi II DPRD Serui Digit Purnomo saat dikonfirmasi kemarin.

Dia menambahkan, warga di Serui belum mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah. Menurut Digit, sesaat setelah gempa warga masih berada di tanah lapang untuk menyelamatkan diri dan khawatir ada gempa susulan. Selain itu, gempa mengakibatkan kebakaran di sejumlah kawasan. Selain di Jalan Maria Dey dan Jalan Tarau, api membakar pemukiman warga di Kompleks Masjid Agung. Hingga tadi malam informasi yang diperoleh harian Seputar Indonesiamenyebutkan,dua warga Serui tewas akibat gempa.Kedua korban diketahui tewas setelah tertimbun puing-puing bangunan karena guncangan gempa.Korban bernama Amaria, 47, dan seorang bayi berusia lima bulan bernama Adrian.

Keduanya mengalami patah tulang sangat serius. “Selain dua warga yang tewas, beberapa warga lainnya juga harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka dan patah tulang,” ujar dokter jaga Rumah Sakit Serui, Ardian Rampolangi.Menurut dia, ruang perawatan di rumah sakit terpaksa dipindahkan ke arah Bandara Serui karena bangunannya rusak parah dan dikhawatirkan roboh. Ratusan rumah dan sekolah di Serui dilaporkan mengalami kerusakan parah.Aktivitas warga pun masih lumpuh dan aliran listrik padam.Kepala Basarnas Biak Sumpeno Yuwono menjelaskan, regu penolong dari SAR Biak akan diberangkatkan ke Serui menggunakan kapal rescue melalui pelabuhan dermaga eks perusahaan ikan Biak Mina Jaya.

“Berdasarkan laporan sementara di Kepulauan Yapen dan ibu kota Serui, dampak gempa bumi mengakibatkan kerusakan rumah warga. Berapa persisnya, kami belum mengetahui secara pasti,”kata Sumpeno kemarin. Dia berharap, kehadiran tim SAR bisa membantu pemerintah setempat mengevakuasi masyarakat yang sebagian besar tinggal di pinggiran Laut Yapen. Di wilayah Sulawesi, gempa mengakibatkan satu orang tewas dan 50 rumah milik warga Dusun Lambara, Desa Kasano,Kecamatan Baras,Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat,rusak parah.Beberapa warga dilaporkan mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan pascagempa. Humas Pemkab Mamuju Utara Saidiman Marto mengatakan, korban bernama Awal diduga tewas karena tertimbun longsor saat menambang pasir.

“Awal yang berprofesi sebagai penambang batu di sebuah gunung di Lambara tidak bisa menyelamatkan diri sehingga dia tewas tertimbun longsor saat gempa terjadi,”katanya kemarin. Kepala Stasiun BMKG Kabupaten Majene Edy Sofyan mengatakan, gempa yang terjadi di Mamuju Utara dan dirasakan getarannya di Kota Palu, Sulawesi Tengah, tidak berpotensi tsunami. Sebagian warga Palu mengaku merasakan guncangan beberapa detik. “Mungkin di Palu sudah sering dilanda gempa bumi jadi saya tidak merasa takut atau khawatir,” kata Natsir,warga Palu Timur.

Staf BMKG Pattimura Ambon Irwan Slamet menyatakan,gempa di wilayah Maluku tidak menimbulkan tsunami. Sementara sebagian warga di Kota Ambon panik dan berlarian keluar rumah maupun bangunan tingkat akibat guncangan gempa yang dirasakan cukup kuat. (ant/okezone)
 
http://www.seputar-indonesia.com

Tidak ada komentar: